Krisis Kepemimpinan
Oleh : nic
Pemimpin adalah tombak bagi
kemakmuran dan kesejahtraan rakyatnya. Jika pemimpin itu bersih, adil, jujur dan
mengedepankan kepentingan rakyat dari
pada kepentingan pribadi pastilah rakyatnya akan makmur sentosa, tetapi
pada dewasa ini pemimpin-pemimpin yang ada lebih memilih untuk mengedepankan kepentingannya semata dan memandang remeh
kesejahteraan rakyatnya yang telah memilihnya sebagai momok yang bisa
melaksanakan keinginan rakyat.
Di Indonesia khususnya
pemimpin-pemimpin yang ada hampir semua tersandung masalah Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN) baik itu dari badan kepolisian, DPR dan disayangkan lagi di
mahkamah konstitusi baru-baru ini juga terkuak adanya kasus korupsi.
Ini semua terjadi karena kelemahan sistem
yang kita terapkan di Negara kita dan kelangkaan moral yang ada pada setiap
pemimpin kita sekarang ini. Kelemahan sistem yang saya maksud adalah Indonesia
menerapkan sistem demokrasi yang mana demokrasi adalah buatan manusia yang kita
tahu manusia itu tidak ada yang sempurna. Yang kita tahu sistem demokrasi ini
membolehkan siapa saja yang tamatan SMA khususnya di Indonesia bisa mencalonkan
diri sebagai wakil rakyat, padahal yang mencalonkan diri tersebut kurang paham
betul tentang urusan di pemerintahan. Saya akan memberikan satu contoh lain
dari lemahnya sistem ini, disuatu kampung akan dilaksanakan pemilihan kepala
desa menggunakan sistem demokrasi, yang mencalonkan diri ada dua orang yang
satu preman dan satu lagi ustadz, mayoritas kampung tersebut dihuni oleh
pencuri, penjudi dan preman. Di karenakan memakai sistem demokrasi otomatis si
preman yang akan menjadi kepala desa. Dari contoh tersebut dapat kita lihat
kaitan antara sistem yang kita pakai dengan kelangkaan moral pada pemimpin kita
sekarang.
Penanggulanan krisis pemimpin
Dalam konteks krisis kepemimpinan
Indonesia yang mayoritasnya kaum muslim sistem yang paling baik diterapkan agar
krisis kepemimpinan ditanggulani adalah menerapkan sistem pemerintahan KHILAFAH
dan khalifah sebagai kepala Negaranya. Sistem ini tidak sama dengan sistem
teokrasi karena sistem ini tidak hanya terbatas pada masalah religi dan moral
tetapi juga menyangkut masalah ekonomi, sosial, dan peradilan.
Karena seperti yang kita ketahui sistem ini
memiliki banyak kelebihan dalam mensejahterakan rakyat, seperti yang kita lihat
pada masa khalifah umar bin abdul aziz yang terkenal dengan kemakmurannya, yang
mana pada masa dia menjabat selama 2 tahun 5 bulan dan 5 hari dia berhasil
membuat umat islam pada masa itu tidak ada yang berhak menerima zakat
dikarenakan harta zakat yang terlalu banyak.
Jika sistem ini diterapkan di
Indonesia sudah pasti Indonesia akan menjadi Negara yang sejahtera dan makmur
yang di pimpin oleh pemimpin yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar